Penelitian ilmiah baru-baru ini menunjukkan bahwa spiritualitas dan pengalaman religius bukan hanya sekedar masalah agama, namun memiliki dasar biologis yang ilmiah. Pengamatan ilmiah menunjukkan, perilaku spiritual seperti meditasi dan doa, bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan melalui perubahan biologis dan kerja otak.
Demikian sambutan Menkes yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal Kemenkes dr. Ratna Rosita, MPHM, saat membuka seminar Kesehatan Spiritual Menuju Kesehatan Holistik dalam Pembangunan Karakter dan Pemantapan Integritas Bangsa, di Jakarta (19/10).
Demikian sambutan Menkes yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal Kemenkes dr. Ratna Rosita, MPHM, saat membuka seminar Kesehatan Spiritual Menuju Kesehatan Holistik dalam Pembangunan Karakter dan Pemantapan Integritas Bangsa, di Jakarta (19/10).
Menkes menyatakan, dalam UU RI no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dikatakan, Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Definisi kesehatan yang utuh, termasuk didalamnya kesehatan spiritual.
Dinamika perkembangan bangsa akhir-akhir ini disibukan dengan munculnya berbagai permasalahan sosial hampir di seluruh wilayah Indonesia. Kerusuhan dengan latar belakang kesukuan, agama, politik dan ekonomi telah memicu berbagai unjuk rasa, main hakim sendiri hingga pertumpahan darah, ujar Menkes.
Persoalan ini diperparah dengan meningkatnya penyalahgunaan pengelolaan negara berupa pelanggaran tindak korupsi, legislatif maupun yudikatif. Di sisi lain, terjadi peningkatan yang besar dalam kegiatan ritual setiap penganut masing-masing agama. Sayangnya, peningkatan itu tak sejalan dengan peningkatan dalam akhlak dan perilaku, tambah Menkes.
“Banyak kekerasan dan pertikaian terjadi dengan mengatasnamakan agama, padahal penguasaan agama bertujuan untuk mempermudah meningkatkan kecerdasan spiritual, karena kita dapat menangkap makna dan nilai-nilai dengan lebih baik,” ungkap Menkes.
Neurobiologists Andrew Newberg dan Eugene d'Aquili telah melakukan penelitian di bidang khusus 'neurotheology'. Ia yang menyatakan, pengalaman spiritual tertentu terkait dengan aktivitas tinggi dan perubahan dalam struktur material di otak dan sistem saraf. Sebuah teknologi pencitraan otak yang disebut Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT) memastikan terjadi perubahan struktural dalam otak dan jaringan saraf selama pengalaman spiritual, tutup Menkes.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faksimili: 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567, atau alamat e-mail kontak@depkes.go.id
Dinamika perkembangan bangsa akhir-akhir ini disibukan dengan munculnya berbagai permasalahan sosial hampir di seluruh wilayah Indonesia. Kerusuhan dengan latar belakang kesukuan, agama, politik dan ekonomi telah memicu berbagai unjuk rasa, main hakim sendiri hingga pertumpahan darah, ujar Menkes.
Persoalan ini diperparah dengan meningkatnya penyalahgunaan pengelolaan negara berupa pelanggaran tindak korupsi, legislatif maupun yudikatif. Di sisi lain, terjadi peningkatan yang besar dalam kegiatan ritual setiap penganut masing-masing agama. Sayangnya, peningkatan itu tak sejalan dengan peningkatan dalam akhlak dan perilaku, tambah Menkes.
“Banyak kekerasan dan pertikaian terjadi dengan mengatasnamakan agama, padahal penguasaan agama bertujuan untuk mempermudah meningkatkan kecerdasan spiritual, karena kita dapat menangkap makna dan nilai-nilai dengan lebih baik,” ungkap Menkes.
Neurobiologists Andrew Newberg dan Eugene d'Aquili telah melakukan penelitian di bidang khusus 'neurotheology'. Ia yang menyatakan, pengalaman spiritual tertentu terkait dengan aktivitas tinggi dan perubahan dalam struktur material di otak dan sistem saraf. Sebuah teknologi pencitraan otak yang disebut Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT) memastikan terjadi perubahan struktural dalam otak dan jaringan saraf selama pengalaman spiritual, tutup Menkes.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faksimili: 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567, atau alamat e-mail kontak@depkes.go.id
Sumber : www.depkes.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar